Monday, February 10, 2014

Wisata Pantai Depok Pekalongan

PANTAI DEPOK

Wisata Pantai Depok Pekalongan
Di kabupaten Pekalongan selain terdapat banyak pengerajin batik yang handal, juga terdapat obyek – obyek wisata yang indah. Salah satu dari tempat obyek wisata yang layak untuk dikunjungi saat berkunjung ke Pekalongan adalah pantai Depok. Pantai Depok terletak di desa Depok, kecamatan Siwalan, kabupaten Pekalongan.

Pantai ini memiliki pemandangan yang indah dengan keberadaan pohon – pohon nyiur di sekeliling pantai. Tiap akhir pekannya, banyak wisatawan yang berasal dari Pekalongan dan sekitarnya yang datang menikmati pemandangan alam di pantai ini. Jumlah pengunjung bertambah saat libur lebaran, dimana banyak pemudik datang bersama keluarganya untuk menghabiskan waktu bersama menikmati indahnya pantai Depok ini. Dengan ombaknya yang tidak terlalu besar menjadikan pantai ini tempat yang menyenangkan untuk bermain air maupun bermain pasir di bibir pantai. Keberadaan pohon nyiur atau Arenga pinnata dalam bahasa latin, selain menambah keindahan juga berfungsi sebagai peneduh bagi wisatawan yang berkunjung.

Di sekitar pantai ini juga terdapat warung – warung yang menjajakan makanan kecil khas pekalongan. Terdapat pula WC umum, dan kamar mandi yang dapat digunakan oleh para pengunjung. Jika anda ingin mengunjungi tempa ini, anda dapat menempuh perjalanan sekitar 1 jam dari pusat kota Pekalongan menggunakan kendaraan pribadi maupun bus – bus umum yang ada. Jika anda menggunakan kendaraan pribadi, di dekat pantai Depok juga tersedia lahan parkir yang cukup luas yang dapat anda manfaatkan.

Selamat datang di wisata jawa tengah indonesia ^_^

Wisata Patungkriyono Pekalongan

PATUNGKRIYONO

Wisata Patungkriyono Pekalongan
Petungkriyono merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Pekalongan. Berlokasi di lereng Gunung Ragajambangan pada ketinggian 900-1600 meter DPL, daerah Petungkriyono merupakan suatu kawasan pegunungan yang sejuk dengan keragaman kemolekan dan keindahan alam sangat mempesona yang cocok untik tempat wisata. Dari kota Kajen ( Ibukota Kabupaten Pekalongan) dan Kota Pekalongan, Petungkriyono berada di sebelah selatan dengan jarak 30 km yang dapat dicapai dengan kendaraan umum (bus dan colt) lewat Doro. Lokasi Petungkriyono ini berada tidak jauh pula dari obyek wisata Dataran Tinggi Dieng hanya berjarak sekitar 40 km yang dapat dicapai dari kota Wonosobo dan Banjarnegara lewat jalur Sibebek-Gumelem atau Kalibening-Simego.
Memasuki Petungkriyono, niscaya akan dihadapkan lanskap perbukitan dengan tutupan hutan alam yang menghijau lebat. Di beberapa lokasi seperti di Desa Sokokembang dan Curugmuncar tampak pula aliran-aliran sungai jernih menyusuri lembah serta air terjun yang mencurah dari tebing-tebing perbukitan menambah kemolekan alam kawasan ini. Ada tujuh air terjun di Petungkriyono yang sering dikunjungi wisatawan yakni Curung Muncar, Curug Banteng, Curung Lawe, Curug Kedunglumbu dan Curug Sibedug.
Petungkriyono yang melingkupi daerah seluas 5000 hektar ini dikenal kalangan “rimbawan” sebagai salah satu kawasan hutan yang tersisa di Jawa”. Di kawasan hutan ini hidup beragam satwa, termasuk satwa endemik jawa yang hampir punah seperti elang jawa, owa, surili, macan tutul, dan macan kumbang. Selain itu, di Petungkriyono juga terdapat pula sejumlah situs peninggalan sejarah dengan daya tariknya tersendiri, seperti situs Nogopertolo dan Gedong dari masa kejayaan Mataram Hindu abad IV-XII.
Menyambangi Petungkriyono, tak hanya akan disambut oleh keasrian alamnya yang mempesona namun kita juga akan merasakan nuansa keramahan dan kebersahabatan penduduk desa yang tinggal di daerah ini.

Selamat datang di wisata jawa tengah indonesia ^_^

Wisata Goa Alas Siroban Batang

GOA DI ALAS SIROBAN


Wisata Goa Alas Siroban BatangGoa di Alas Roban Batang Jawa Tengah Goa Peninggalan Jepang Di Pantai Roban Batang Di pantai Roban Subah, tepatnya di sekitar daerah Ngodek sungai Kaliurang perbatasan desa Sengon dan desa Gondang terdapat goa peninggalan Jepang. Menurut narasumber yang ditemui tim, goa ini dibangun pada tahun 1943 saat tentara Jepang sedang berebut kedudukan di Indonesia dengan Belanda. Jepang berlabuh di pantai Roban dan membuat persembunyian berupa goa. Pada saat pembuatannya bangsa Indonesia dikerja paksakan oleh Jepang. Goa ini dapat dimasuki tank dan beberapa kendaraan tempur lainnya.
Pada tahun 1945 kota Hirosima dan Nagasaki dibom atom, kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, pada waktu itu Jepang tidak serta merta menarik pasukkannya kembali ke Jepang. Jepang masih bersembunyi di goa sampai tahun 1948 saat kemerdekaan Indonesia telah diakui. Pada tahun 1948 Jepang menutup beberapa mulut goa menggunakan cor semen.

Kemudian warga sekitar bergantian menjaga goa agar tidak digunakan kembali oleh Belanda. Pada tahun tersebut warga masih mengenal bambu runcing yang konon memiliki kekuatan luar biasa yang dapat menghancurkan kayu sekali menyentuh ujung bambu runcing.

Kemungkinan ada 15 lebih mulut goa yang tersusun 2 mulut goa 2 mulut goa berjajar. Mulut goa yang utama untuk keluar masuknya tank dan kendaraan tempur lainnya sudah tertutup longsor dan belum ditemukan. Hingga kini masih tersisa 9 mulut goa dengan keadaan sebagian telah tertutup longsoran.

Di sekitar sungai juga masih ada bekas peninggalan jembatan namun telah dibangun kembali jembatan baru karena pada tahun 2004 terjadi banjir bandang yang menjadikan jembatan runtuh.

Selamat datang di wisata jawa tengah indonesia ^_^

Wisata Curug Sirawe Batang

CURUG SIRAWE

Wisata Curug Sirawe Batang
Untuk kesekian kali, bukan hal umum yang saya tulis tentang apa yang ada di kawasan dataran tinggi Dieng. Sudah banyak yang menulis tentang apa itu telaga warna, kawah sikidang, komplek candi arjuna dan hal mainstream lainya di Dieng. Itu standar dan tidak akan saya ulas. Dan mungkin juga sudah ada beberapa postingan di internet yang menulis tentang curug ini… tp saya mencoba menyajikanya ala blog ini sendiri.

Sebenarnya… secara wilayah curug sirawe masuk dusun Sigemplong, desa Pranten, kecamatan Bawang, kabupaten Batang. Karena sejarah, orang lebih banyak mengetahui curug ini masuk wilayah Banjarnegara, tepatnya desa Bitingan. Lalu bagaimana sejarahnya? Katanya… dulu curug ini sempat menjadi rebutan 2 kabupaten, Banjarnegara dan Batang. Pihak Banjarnegara mengklaim curug sirawe sebagai asetnya karena memang sumber mata air curug (di desa Bitingan) masuk wilayah Banjarnegara. Pihak Batang tidak begitu saja meng-iya-kan klaim tersebut, karena memang curugnya sudah masuk wilayah Batang. Pihak Batang berdalih, kalau memang curug tersebut mau diaku menjadi milik Banjarnegara, pihak Banjarnegara tidak diperkenankan mengalirkan aliran sumber mata air dari desa Bitingan tersebut ke wilayah Batang oleh pihak Batang. Dengan begitu Banjarnegara diharuskan mencari jalan lain untuk meneruskan aliran sumber mata air tersebut ke wilayah Banjarnegara sendiri, tidak ke wilayah Batang. Batang rela tidak memiliki curug Sirawe asal air yang mengalir dari wilayah Banjarnegara tidak mengalir ke wilayah Batang. Itu dirasa sulit dilakukan, karena cekungan atau daerah yang lebih rendah tempat jatuhnya air yang terdapat di sekitar daerah tersebut merupakan wilayah Batang. Dan kontur disitu murni proses alam atau lebih luasnya adalah ciptaan Tuhan. Aliran air dari curug ini menjadi sungai besar di kecamatan Bawang dan bermuara di pantai utara. Jadi bisa disimpulan seperti ini :

Mata air berasal dari wilayah Banjarnegara, tepatnya dusun Bitingan, desa Kepakisan, Kecamatan Batur
Air yang mengalir manjadi curug sudah masuk wilayah Batang, tepatnya dusun Sigemplong, desa Pranten, kecamatan Bawang
Karena proses pemikiran tersebut curug Sirawe jatuh ke pangkuan Batang. Tetapi pihak Batang tidak serta merta membangun sarana dan prasarana yang menunjang aktivitas pariwisata di tempat ini, apalagi mempromosikanya. Curug ini dibiarkan saja seperti aslinya. Mungkin Batang sudah berpikir antara anggaran yang dikeluarkan tidak sebanding dengan hasil yang akan didapat. Tetapi entah nanti jika Batang berubah pikiran :). Jika dipikir, untuk membangun proyek besar ini sebagai obyek wisata yang potensial di kabupaten Batang, maka Batang harus memperbaiki jalan antara Bawang – Bintoro – Sigemplong, atau jalan antara Bawang – Pranten – Sigemplong dan jembatan di selatan desa Pranten yang entah bagaimana kabarnya :)
Review nya bisa dilihat disini : Desa Pranten

Berbicara akses ke curug Sirawe, ada 2 jalur yang bisa dilewati. Pertama jalur Pawuhan (Geodipa) – Siglagah – Sigemplong. Dari Pawuhan dihadapkan jalanan aspal dan cor beton yang mengelupas. Sesampai Sigemplong kendaraan berhenti disini, dilanjut dengan jalan kaki ke atas desa, ke lereng gunung Sipandu. Kemudian menyusuri jalan setapak alternatif penghubung desa Sigemplong dan desa Bitingan. Jalur ini sulit dan jauh. Akan lebih sulit dan berbahaya di musim hujan.
Jalur kedua bisa lewat Kepakisan – Kawah Sileri -  Bitingan. Jalur ini lebih dekat dari jalur Sigemplong. Jalanan aspal mengelupas tetap bisa dijumpai dari pertigaan kawah Sileri sampai desa Bitingan. Sampai desa Bitingan semua kendaraan berhenti, menuju curug dilanjut dengan jalan kaki.
Kedua jalur tersebut sama sulitnya ketika memasuki turunan curug Sirawe, terlebih jika musim hujan.

Mengenai hal lain, curug ini gabungan dari air panas dan air dingin serta 2 air terjun yang berjejer. Air panas berasal dari proses geothermal di pegunungan Dieng, dan air dingin dari sungai biasa. Yang saya lihat, disekitar curug masih terjaga hutan heterogen khas dengan pohon pohon besarnya.

Selamat datang di wisata jawa tengah indonesia ^_^

Wisata Curug Genting Batang

CURUG GENTING

Wisata Curug Genting BatangCurug Genting - Kab Batang - Curug Genting memiliki ketinggian 40 m dan dikelilingi hutan pinus. Wana wana wisata ini berada di petak 49 derajat hutan lindung tertutup (HLT) RPH Kembanglangit, BKPH Bandar, memiliki luas sekitar tujuh hektare dan dikelola lewat kerja sama antara Perum Perhutani KPH Pekalongan Timur dan Pemkab Batang.
Sesuai dengan namanya Curug (Air Terjun) dan Genting (Gua).  Di lokasi ini selain Curug Genting juga terdapat  gua alam dengan kedalaman lebih kurang 17 meter yang di dalamnya mengalir air bersih di sela-sela batu-batu yang berserakan.

Lokasi

Terletak di Desa Bawang, Kecamatan Blado, Kabupaten Batang, Propinsi Jawa Tengah.

Peta dan Koordinat GPS:
 
Aksesbilitas

Berjarak kurang lebih 38 km ke arah selatan dari Kota Batang.  Untuk menuju ke objek wisata ini, bisa ditempuh dari Batang - Bandar - Blado sejauh 25 km. Kemudian menyusuri jalan desa beraspal dari Blado menuju ke Bawang lebih kurang 5 km.

Selanjutnya untuk menuju ke curug ini berjalan kaki menuruni anak tangga yang mungkin berjumlah lebuh kurang 500 buah

Fasilitas dan Akomodasi

Untuk mempermudah pengunjung turun menikmati air terjun, pengelola juga telah membangun tangga sebanyak 242 anak tangga atau sepanjang 242 meter. Selain itu juga tersediakan shelter (tempat beristirahat) sambil menikmati keindahan alam yang alami.

Selamat datang di wisata jawa tengah indonesia ^_^